Jumat, 28 Juni 2019

HUT SMK BERLIAN NUSANTARA ke-7 Bernus sweet "wreak first last strange"


SMK BERLIAN NUSANTARA - PEMERIKSAAN FISIK SMK BERLIAN NUSANTARA


Purnawidya SMK Berlian Nusantara Tahun Pelajaran 2017/2018


Profil SMK BERLIAN NUSANTARA MAGETAN


SMK Berlian Nusantara LSP Kesehatan Pertama di Magetan



MAGETAN – Keberadaan sertifikasi profesi sangat penting bagi siswa lulusan SMK. Karena kepemilikan sertifikat itu dapat memperbesar peluang mereka terserap di dunia usaha dan industri. Di Magetan, hanya SMK Berlian Nusantara yang memiliki lembaga sertifikasi profesi (LSP)-P1 dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Dengan demikian, SMK Berlian Nusantara bisa menguji siswa dari SMK jejaring. SMK jejaring itu berada dalam wilayah yang sama dan mendapat rekomendasi dari dinas pendidikan (dispendik) provinsi ataupun cabang dinas pendidikan (cabdindik).
Ketua LSP SMK Berlian Nusantara Dwi Setyawati Ningsih mengatakan, setiap lulusan SMK memang diharuskan mengikuti uji kompetensi guna mendapatkan sertifikat profesi. Seperti ujian tulis, praktik, dan wawancara. Ketiga indikator itu harus lulus. ‘’Lulusan SMK harus berkompeten dibidangnya. Seperti kompetensi farmasi klinis dan komunitas, ya harus menguasai semua bidang itu,’’ katanya.
Dia menambahkan ujian LSP-P1 dinilai langsung oleh tim asesor. Asesor tersebut bisa datang dari kalangan akademisi maupun praktisi yang sudah kompeten di bidangnya. ‘’Asesornya berasal dari SMK kesehatan se-Jatim. Sedangkan, pada tahun ini asesornya berasal dari Kediri, Ponorogo dan Madiun,’’ jelas Dwi Setyawati.
Diakuinya, SMK Berlian Nusantara baru bisa menjalankan uji kompetensi untuk farmasi klinis dan komunitas. Serta kompetensi laboratorium medik atau analis kesehatan. Sedangkan, untuk kompetensi keperawatan belum bisa mereka laksanakan. Sebab, itu merupakan kompetensi keahlian baru. ‘’Kami menjadi rujukan SMK kesehatan lain yang ingin menggabung uji kompetensi. Karena tidak semua sekolah memiliki LSP-P1,’’ katanya.
Sementara itu, Kepala SMK Berlian Nusantara Supriyanto menyebutkan pada tahun ini ada sekitar 90 peserta yang mengikuti uji kompetensi. Beberapa di antaranya berasal dari dua sekolah yang ikut menggabung karena sudah ada kerjasama sebelumnya. ‘’Sertifikat itu bukan hanya dapat digunakan untuk mencari pekerjaan, tapi bisa juga untuk mendaftar di perguruan tinggi (PT) maupun akademi,’’ terangnya. (bel/her/adv)